Agus Syarifudin
Seperti pada tulisan saya
sebelumnya, bahwa anak putus sekolah diduga mengalami gangguankesulitan
belajar. Hal ini penting diwaspadai,
karena fenomena kesulitan belajar adalah fenomena gunung es. Sedikit terlihat
diermukaan, namun banyak dan bersifat laten atau tak terlihat. Jika anak
mengalami hambatan kemampuan menulis, membaca,dan berhitung di bandingkan anak
usia bersekolah pada umumnya, maka diduga mereka mengalami kesulitan belajar.
Secara umum anak dengan kesulitan
belajar mengalami masalah dalam kapasitas dan kecepatan memproses informasi,
mengolah perasaan dan perilakunya menjadi normatif dan produktif, seperti anak
normal lainnya yang sebaya secara usia biologis. Oleh karena itu untuk
memastikan sumber penyebab dan jenis gangguan yang terjadi, perlu dilakukan
pemeriksaan psikologis yang murah, meriah, dan tepat kepada sumber gangguan
secara fungsi. Untuk lebih lanjut terkait dengan masalah struktural
neurobiologis, yaitu otak dan sistem koordinasi tubuh dapat dilakukan dengan
pengukuran elektroensefalografi (EEG).
Hal yang dipaparkan pada paragraf
di atas sesuai dengan VandenBos, (2007).
Bahwa untuk tujuan diagnostik, kesulitan belajar adalah kondisi yang ada
saat kinerja seseorang saat ini pada pengujian prestasi secara substansial
(biasanya 2 standar deviasi) di bawah yang diharapkan untuknya kecerdasan,
usia, dan tingkat yang mapan (VandenBos, 20007). Kalimat di atas jelas,bahwa anak kesulitan
belajar mengalami penurunan prestasi dibandingkan kemampuannya di tingkatan
kelas sebelumnya. Oleh karena itu hal ini tidak boleh dianggap sepele. Hal ini
terkait dengan fungsi psikologis,yaitu kemampuan berpikir, mengolah perasaan,
dan perilaku;serta fungsi neurobiologis, yaitu apakah ada masalah dari struktur
otak dan atau zat kimiawi di otak yang
kurang mencukup.Zat kmiawi di otak adalah neurotransmiter yang dibutuhkan saat
mengerjakan tugas seperti serotonin dan dopamine.
Deteksi kesulitan belajar bagi
orangtua dan guru, dan atau pihak sekolah dapat dilakukan dengan observasi dan
seleksi secara wawancara kepada orang tua dan atau pengasuh. Saat anak berusia sekolah, yaitu saat masuk
di sekolah dasar, maka dapat dicirikan akan mengalami gangguan kesulitan
belajar, jika mengalami masalah sebagai berikut:
1.
Adanya
masalah sensori (sensory integrasion dysfunction; sensory processing disorder)
pada usia bawah tiga tahun.
Masalah sensori atau pengideraan
tidak dapat dianggap sepele. Karena
fungsi otak dapat menjadi optimal jika sensori atau penerimaan rangsang telah
mencukupi. Mencukui dalam menerima
informasi dari luar lingkungan, mampu mengolahnya dengan baik oleh otak dan
sistem koordinasi di otak serta saraf tulang belakang, dan mampu merespon
sesuai dengan konteks situasi saat itu.
Ini adalah sederhana,namun bagi anak dengan kesulitan belajar, hal ini
amatlah berat. Mereka harus bekerja
keras dan dilatih secara terus menerus dalam melakukan koordinasi yang baik,
hingga mampu merespon sesuai konteks, tugas, dan situasi pada saat itu.
2.
Adanya
keterlambatan bicara pada usia todler (PAUD dan TK).
Keterlambatan
bicara adalah terkait dengan kemampuan berbahasa dari seorang anak. Hal ini
menandakan adanya masalah psikologis seperti pola asuh, yang kurang memberikan
rangsangan kepada anak agar mampu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan usia
biologisnya. Keterlambatan bicara karena
kurangnya rangsangan ini amat berbahaya, karena dapat merusak pertumbuhan sel
saraaf tidak optimal seperti usia biologisnya.
Pertumbuhan dan perkembangan sel saraf sesuai dengan jumlah rangangan
yang diterima oleh tubuh. Jika banyak
rangsangan yang diterima maka pertumbuhan sel saraf dan sinapsis yang terjadi
akan semakin optimal juga.
Di sisi lain
jika memang sudah sering dan sangat maksimal dirangsang, namun tetap ada
masalah dalam keterlambatan bicara, maka anak tersebut mengalami masalah dalam
struktur neurobiologis di otak, dan atau saraf tulang belakang. Sistem koordinasi dalam perilaku berbahasa
tidak optimal, bisa di atas optimal dan atau di bawah optimal. Oleh karena itu
sifatnya abnormal atau tidak normal. Hal
ini harus menjadi perhatian ibu dan ayah kandung sejak usia baru lahir,
khususnya dibawah 18 bulan. Karena masalah
Austism Spectrum Disorder terkait dengan kemampuan bahasa, dan interaksi sosial
terjadi dan dapat didiagnosa pada usia tersebut.
3.
Kesulitan
membaca, menulis, dan berhitung pada usia TK dan awal sekolah dasar
Jika anak sudah masuk usia
sekolah maka penangananya harus lebih ekstra keras, karena ada target nilai
atau KKM dari siswa oleh pihak sekolah.
Oleh karena itu pemeriksaan yang dilanjutkan dengan terapi, harus
dilakukan hingga intensitas dari gangguan kesulitan belajar ini menurun bahkan
sembuh. Usia ini akan lebih optimal,
jika dilakukan pada usia bermain di tingkatan PAUD dan Taman Kanak-Kanak.
Perbaikan yang terjadi akan lebih mudah, karena terbantukan oleh masa keemasan
tumbuh kembang anak akibat pertumbuhan biologis. Perbaikan sel saraf dan organ otak, serta
saraf tulang terpebaiki dengan stimulus rangsanyan yang terstruktur dan dinamis
melalui kegiatan bermain di sekolah dan kegiatan terapi di pusat terapi. Hal ini harus dilakukan secara paralel dan
dengan pendekatan yang lembut serta kesukarelaan dari anak, agar perbaikannnya
menjadi hebat! Hal ini merupakan bentuk
terapi secara neuropsikologi bagi anak kesulitan belajar. Bagaimana kegiatan ini dengan kelembutan
dapat merubah struktur neurobiologis otak dan sel saraf tulang belakang dengan
kecepatan perbaikan yang dibantu oleh tumbuh kembang anak.
Untuk pemerikasaan dan terapi
kesulitan belajar di daerah Jakarta Selatan dapat dilakukan di KLINIK
PSIKONEUROLOGI HANG LEKIU. Klinik ini
melakukan pendekatan neuropsikologi dalam pengukuran atau assessment kesulitan
belajar berupa tes fungsi psikologi dari anak yang diduga mengalami masalah,
serta fungsi dari struktur neurobiologis otak melalui alat ensefalografi. Setelah
assesament dan konseling hasil test dilakukan, maka akan dirujuk dengan
berbagai jenis terapi untuk usia dibawah 8 tahun diantaranya adalah terapi
sensori integrasi, terapi metakognitif sensori integrasi, dan terapi
metakognitif. Saat ini, klinik inilah yang mampu melakukan
pemeriksaaan dengan ensefalografi sebagai bentuk de facto dari pelayanan neuropsikologi. Untuk
informasi dan keterangan lebih lanjut dalam pelayanan neuropsikologi dari
KLINIK PSIKONERUOLOGI HANG LEKIU dapat menghubungi Ibu Sulastri
08577673327.
Referensi
VandenBos, G.
R., & American Psychological Association. (2007). APA dictionary of
psychology. 2nd eds. Washington, DC: American Psychological
Association
Tidak ada komentar:
Posting Komentar